Kamis, 03 Februari 2011
Rabu, 02 Februari 2011
Penyebab, dan Penular Penyakit Tungro
Penyebab Penyakit Tungro
Penular Penyakit Tungro (Vektor)
Serangga penular virus tungro terutama adalah Wereng hijau (Nephotetix virescens Distand, N. niggropictus(stal), N. malayanus dan N. parvus). Wereng loreng Recilia dorsalis (Motsch) dapat juga sebagai penular virus tungro namun kurang efisien.
Rentang efisiensi penularan virus oleh populasi N.virescens antara 35-83 %, dibandingkan dengan N. nigropictus yang rentang efisiensinya antara 0 - 27%. Spesies wereng hijau lainnya seperti N. malayanus dan N parvus memiliki kemampuan menularkan virus berturut turut 40 % dan 7% lebih rendah dari N. virescens.
Saat ini N. virescens mendominasi komposisi spesies wereng hijau di pulo jawa dan bali. N.nigropictus terutama di musim hujan kadang kadang mendominasi komposisi spesies wereng hijau di kalimantan selatan dan beberapa kabupaten di sulawesi selatan ada kecenderungan pergeseran dominasi N. virescens ke N. nigrovictus.
Bila ada sumber virus, intensitas serangan penyakit tungro sangat erat hubungannya dengan fluktuasi populasi vektor. Fluktuasi kerapatan populasi N.virescens sangat beragam tergantung pola pertanaman.Pada tanam tidak serentak, pola umum pertumbuhan kerapatan populasi wereng hijau hanya meningkat sekali, puncak kerapatan populasi terjadi pada pertengahan pertumbuhan tanaman padi. Sedangkan pada tanam serentak kepadatan populasi meningkat terus atau tidak meningkat sama sekali. Pada pola tanam serentak emigrasi imago mempengaruhi fluktuasi kerapatan populasi sedangkan pada pola tanam serentak dipengaruhi keberadaan musuh alami.
Penyakit tungro disebabkan oleh dua jenis virus. yaitu virus batang dan virus bulat. Virus batang mempunyai ukuran panjang 100-300 nano meter (nm = satu per sejuta mili meter), dan lebarnya 30-35 nm, sedangkan virus tungro bulat bergaris tengah 30 nm. Apabila kedua virus menginfeksi tanaman padi , gejala khas yang ditimbulkan tungro adalah kerdil, kuning jingga dan adanya bercak coklat karat. Tidak seperti virus tungro bulat yang tidak tampak efeknya, virus tungro batang dapat menimbulkan gejala khas tungro tapi lebih ringan. Hal ini berkaitan erat dengan fungsi masing masing virus dalam patosistern tungro (ekosistem penyakit tungro padi). Walaupun virus tungro bulat tidak menimbulkan gejala penyakit, tetapi sangat penting pada peranannya dalam penularan oleh vektor. Tanpa adanya virus ini penyakit tungro tidak tersebar. akan tetapi karena sifat virus ini tidak mudah terditeksi, maka sering kali tanaman terinfeksi tidak teramati. itulah sebabnya pada saat awal, serangan penyakit tungro tidak tampak.
Serangga penular virus tungro terutama adalah Wereng hijau (Nephotetix virescens Distand, N. niggropictus(stal), N. malayanus dan N. parvus). Wereng loreng Recilia dorsalis (Motsch) dapat juga sebagai penular virus tungro namun kurang efisien.
Rentang efisiensi penularan virus oleh populasi N.virescens antara 35-83 %, dibandingkan dengan N. nigropictus yang rentang efisiensinya antara 0 - 27%. Spesies wereng hijau lainnya seperti N. malayanus dan N parvus memiliki kemampuan menularkan virus berturut turut 40 % dan 7% lebih rendah dari N. virescens.
Saat ini N. virescens mendominasi komposisi spesies wereng hijau di pulo jawa dan bali. N.nigropictus terutama di musim hujan kadang kadang mendominasi komposisi spesies wereng hijau di kalimantan selatan dan beberapa kabupaten di sulawesi selatan ada kecenderungan pergeseran dominasi N. virescens ke N. nigrovictus.
Bila ada sumber virus, intensitas serangan penyakit tungro sangat erat hubungannya dengan fluktuasi populasi vektor. Fluktuasi kerapatan populasi N.virescens sangat beragam tergantung pola pertanaman.Pada tanam tidak serentak, pola umum pertumbuhan kerapatan populasi wereng hijau hanya meningkat sekali, puncak kerapatan populasi terjadi pada pertengahan pertumbuhan tanaman padi. Sedangkan pada tanam serentak kepadatan populasi meningkat terus atau tidak meningkat sama sekali. Pada pola tanam serentak emigrasi imago mempengaruhi fluktuasi kerapatan populasi sedangkan pada pola tanam serentak dipengaruhi keberadaan musuh alami.
Langganan:
Postingan (Atom)