Ranjeng jeng jeng
Senin, 18 April 2011
Kamis, 03 Februari 2011
Rabu, 02 Februari 2011
Penyebab, dan Penular Penyakit Tungro
Penyebab Penyakit Tungro
Penular Penyakit Tungro (Vektor)
Serangga penular virus tungro terutama adalah Wereng hijau (Nephotetix virescens Distand, N. niggropictus(stal), N. malayanus dan N. parvus). Wereng loreng Recilia dorsalis (Motsch) dapat juga sebagai penular virus tungro namun kurang efisien.
Rentang efisiensi penularan virus oleh populasi N.virescens antara 35-83 %, dibandingkan dengan N. nigropictus yang rentang efisiensinya antara 0 - 27%. Spesies wereng hijau lainnya seperti N. malayanus dan N parvus memiliki kemampuan menularkan virus berturut turut 40 % dan 7% lebih rendah dari N. virescens.
Saat ini N. virescens mendominasi komposisi spesies wereng hijau di pulo jawa dan bali. N.nigropictus terutama di musim hujan kadang kadang mendominasi komposisi spesies wereng hijau di kalimantan selatan dan beberapa kabupaten di sulawesi selatan ada kecenderungan pergeseran dominasi N. virescens ke N. nigrovictus.
Bila ada sumber virus, intensitas serangan penyakit tungro sangat erat hubungannya dengan fluktuasi populasi vektor. Fluktuasi kerapatan populasi N.virescens sangat beragam tergantung pola pertanaman.Pada tanam tidak serentak, pola umum pertumbuhan kerapatan populasi wereng hijau hanya meningkat sekali, puncak kerapatan populasi terjadi pada pertengahan pertumbuhan tanaman padi. Sedangkan pada tanam serentak kepadatan populasi meningkat terus atau tidak meningkat sama sekali. Pada pola tanam serentak emigrasi imago mempengaruhi fluktuasi kerapatan populasi sedangkan pada pola tanam serentak dipengaruhi keberadaan musuh alami.
Penyakit tungro disebabkan oleh dua jenis virus. yaitu virus batang dan virus bulat. Virus batang mempunyai ukuran panjang 100-300 nano meter (nm = satu per sejuta mili meter), dan lebarnya 30-35 nm, sedangkan virus tungro bulat bergaris tengah 30 nm. Apabila kedua virus menginfeksi tanaman padi , gejala khas yang ditimbulkan tungro adalah kerdil, kuning jingga dan adanya bercak coklat karat. Tidak seperti virus tungro bulat yang tidak tampak efeknya, virus tungro batang dapat menimbulkan gejala khas tungro tapi lebih ringan. Hal ini berkaitan erat dengan fungsi masing masing virus dalam patosistern tungro (ekosistem penyakit tungro padi). Walaupun virus tungro bulat tidak menimbulkan gejala penyakit, tetapi sangat penting pada peranannya dalam penularan oleh vektor. Tanpa adanya virus ini penyakit tungro tidak tersebar. akan tetapi karena sifat virus ini tidak mudah terditeksi, maka sering kali tanaman terinfeksi tidak teramati. itulah sebabnya pada saat awal, serangan penyakit tungro tidak tampak.
Serangga penular virus tungro terutama adalah Wereng hijau (Nephotetix virescens Distand, N. niggropictus(stal), N. malayanus dan N. parvus). Wereng loreng Recilia dorsalis (Motsch) dapat juga sebagai penular virus tungro namun kurang efisien.
Rentang efisiensi penularan virus oleh populasi N.virescens antara 35-83 %, dibandingkan dengan N. nigropictus yang rentang efisiensinya antara 0 - 27%. Spesies wereng hijau lainnya seperti N. malayanus dan N parvus memiliki kemampuan menularkan virus berturut turut 40 % dan 7% lebih rendah dari N. virescens.
Saat ini N. virescens mendominasi komposisi spesies wereng hijau di pulo jawa dan bali. N.nigropictus terutama di musim hujan kadang kadang mendominasi komposisi spesies wereng hijau di kalimantan selatan dan beberapa kabupaten di sulawesi selatan ada kecenderungan pergeseran dominasi N. virescens ke N. nigrovictus.
Bila ada sumber virus, intensitas serangan penyakit tungro sangat erat hubungannya dengan fluktuasi populasi vektor. Fluktuasi kerapatan populasi N.virescens sangat beragam tergantung pola pertanaman.Pada tanam tidak serentak, pola umum pertumbuhan kerapatan populasi wereng hijau hanya meningkat sekali, puncak kerapatan populasi terjadi pada pertengahan pertumbuhan tanaman padi. Sedangkan pada tanam serentak kepadatan populasi meningkat terus atau tidak meningkat sama sekali. Pada pola tanam serentak emigrasi imago mempengaruhi fluktuasi kerapatan populasi sedangkan pada pola tanam serentak dipengaruhi keberadaan musuh alami.
Senin, 31 Januari 2011
Bisakah Power Thresher Bantuan pemerintah Mengurangi Losis gabah ?
Berdasarkan perhitungan statistic bahwa di Kabupaten Sumedang 11,3 % produksi padi hilang pada saat panen dan pasca panen. Seandainya dalam luasan 1 ha menghasilkan 6 ton gabah kering giling maka menurut statistic 678 kg setiap ha hilang. Ketika petani panen. Dari mulai motong menggunakan arit biasa dengan hentakan yang cukup kuat terdapat bulir yang jatuh, setelah dipotong disimpan dipetakan tanpa alas itu juga ada yang jatuh. Setelah beres motong kemudian diangkut ke tempat perontokan gabah dalam pengangkutan itu ada hentakan hentakan dan disitu juga ada gabah yang jatuh, pada saat merontokan dibanting banting dengan menggunakan landasan kayu dan bambu. Pada saat dibanting kehilangannya tergantung luas hamparan alas yang digunakan kalau hamparannya luas sedikit yang hilang tapi kalau alas yang digunakan sempit pasti banyak yang hilang. Kita coba hitung untuk kecamatan situraja luas sawah disituraja 1458 ha
Tabel 1. Luas dan Frekuensi Tanam Lahan Sawah di Kecamatan Situraja
No | Kecamatan Situraja | Luas Baku Lahan (Ha) | Frekuensi Tanam / Tahun | |||
1X | 2X | 3X | Jumlah | |||
1458 | 34 | 1261 | 163 | |||
Luas tanam/tahun | 34 | 2522 | 489 | 3045 |
1458 ha dengan frekuensi tanam yang berbeda tergantung kondisi air. Maka luas tanam per tahun 3045 ha. Kehilangan hasil per tahun untuk kecamatan Situraja sebesar 3045 x 678 = 2064,51 ton. Bila dihitung dengan uang dengan harga satuan Rp 400.000/kwt, maka jumlah nilai kehilangan hasil per tahun = Rp 8.258.040.000,- ( delapan milyar duratus limapuluh delapan juta, empat puluh ribu rupiah
Dalam upaya menurunkan angka kehilangan hasil pemerintah memberikan bantuan kepada beberapa kelompok tani berupa alat perontok gabah power thresher.
Salah satu kelompok tani yang mendapatkan bantuan power thresher adalah kelompok tani Leuwi Tunggul di wilayah Desa Ranjeng yang di ketuai oleh H Karya dengan alamat domosili dusun Bakan asem
Tentu saja bantuan tersebut hanya merupakan stimulan karena dengan bantuan alat yang hanya satu untuk satu kecamatan ini tidak mungkin dapat manuntaskan masalah kehilangan hasil. Jangankan untuk satu kecamatan , untuk satu desa ,atau sekalipun untuk satu kelompok tani belum tentu mampu menyelesaikan masalah kehilangan hasil secara tuntas.
Operator khusus dilatih sehingga menjadi trampil dan mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan kapasitas mesin, ini juga belum tentu tuntas. Sangat berbeda dengan keberadaan traktor . pemilik sawah yang menggunakan jasa traktor masih bisa bersabar menunggu giliran sehingga sawahnya dapat diolah. Tapi apakah akan sama petani yang menggunakan jasa thresher sanggup menunggu giliran untuk kebagian panen ? sedangkan petani di desa kebanyakan petani yang kecil yang ditunggu dengan berbagai kebutuhan mendesak butuh untuk makan, butuh untuk biaya anak sekolah dan biaya lain yang setiap hari harus dipenuhi .Selain itu, apakah bisa merobah kebiasaan petani?. Ketika seorang petani panen padi di lahan sawahnya, yang melakukan panen adalah orang yang dulu melakukan tanam/tandur.
Dalam luasan 100 tumbak saja yang melakukan panen sekitar 4 orang. Mereka biasanya membawa perlengkapan masing masing yang berupa amparan dan perontok banting. Dari ke empat orang tersebut menyabit masing masing, mengangkut masing masing dan merontokan masing masing dalam waktu yang hampir bersamaan. Kemudian setelah menjadi gabah hasilnya dari masing masing pemanen diukur dengan takaran yang telah ditentukan dan jumlahnya menentukan berapa banyak bagian yang diterima oleh sipemanen. Aturan yang berlaku di lapangan adalah setiap 10 takaran hasil panen 1 takaran diberikan kepada si pemanen. Banyaknya bagian yang diterima oleh masingmasing pemanen, tergantung kecepatan dan keterampilan pemanen itu sendiri, jadi satu sama lain tidak akan sama pendapatannya.
Sabtu, 29 Januari 2011
Mengenal Penyakit Tungro Pada Tanaman Padi
Tungro merupakan salah satu penyakit penting pada tanaman padi karena mempunyai potensi kerusakan yang tinggi. penyebaran dapat meluas dengan cepat terutama apabila faktor faktor pendukung perkembangannya tersedia seperti kepadatan populasi vektor utama wereng hijau (Nephotetix virescens) dan sumber infeksi. Penanaman varietas padi yang peka, dan pertanaman tidak serentak serta faktor lingkungan terutama musim hujan dan kelembaban yang tinggi juga menguntungkan bagi perkembangan wereng hijau.
Infeksi penyakit tungro pada tanaman padi dapat terjadi sejak tanaman di pesemaian. Pada daerah pertanaman padi yang serentak infeksi penyakit tungro sebagian besar mulai terjadi setelah tanam. kehilangan hasil akibat serangan tungro sangat bervariasi, tergantung pada umur tanaman dan intensitas serangan. semakin muda umur tanaman terinfeksi, semakain besar kehilangan hasilnya. kisaran kehilangan hasil pada stadia yang terinfeksi 1-12 mg setelah tanam (mst) antara 90-20 %. Pada intensitas serangan ringan kehilangan hasil diperkirakan mencapai15 %, intensitas serangan sedang mengakibatkan kehilangan hasil lebih kurang 35 %, intensitas serangan berat mengakibatkan kehilangan hasillebih kurang 59 % Apabila kehilangan hasil mencapai 79 % keatas maka daerah serangan dinyatakan sebagai puso.Sabtu, 22 Januari 2011
Komoditi Pisang di Sumedang menurut Pandangan Cece
KOMODITI PISANG DI KABUPATEN SUMEDANG MENURUT PANDANGAN CECE
Oleh : Cece Suherman
PENDAHULUAN
Later Belakang
Pisang adalah buah yang mempunyai rasa enak dan baunya khas, karena rasanya enak saya seneng makan pisang. Saya seneng pisang ambon kuning, ambon lumut , raja sere, raja bulu , kapas sampai pisang ampiang yang keras tapi nyakrek dan manis. Ternyata bukan hanya saya seorang yang suka makan pisang seluruh keluarga saya seneng pisang istri saya, anak saya , mertua saya, orang tua saya sampai tetangga saya. Apabila persediaan ada saya setiap hari makan pisang.
Ini adalah pisang kapas, pisang ini bisa dimakan langsung buah dan bisa juga diolah menjadi pisang olahan seperti dikolek bulan puasa biasanya, di kripik bisa juga dibuat tepung jadi makanan bayi.
Ini adalah jantung pisang , merupakan limbah yang dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak domba sapi d an lain lain. Bahkan beberapa jenis pisang tertentu jantungnya bisa dijadikan pasakan yang lejat dan bergiji, seperti jantung pisang manggala, pisang roid, pisang raja bulu khususnya di jawa barat merupakan komoditi yang dapat dijual |
Kebutuhan pisang untuk dipedesaan dipenuhi dari tanaman pisang yang ditanam di kebun, pekarangan, kadang ada yang di pematang sawah. Artinya kebutuhan pisang untuk konsumsi dipedesaan bisa terpenuhi.
Untuk di perkotaan sepeti Bandung,Cirebon, Jakarta dengan jumlah penduduk jutaan orang tentu juga sama seperti keluarga saya seneng terhadap pisang yang artinya membutuhan pasokan pisang yang cukup banyak . semakin bartambahnya jumlah penduduk maka kebutuhan pisang juga akan semakin bertambah pula dan kebutuhan tersebut beberapa bagian dipasok dari pedesaan. Tentunya hal ini adalah merupakan peluang pasar yang cukup lebar. Selain untuk kebutuhan konsumen juga dibutuhkan untuk bahan baku industri. Di sumedang sendiri banyak tumbuh industry pengolahan pisang terutama sale pisang . Pasokan bahan baku untuk sale pisang di sumedang didatangkan dari lampung dengan jumlah puluhan ton per bulan, ini sangat aneh dan ajaib.
Pada umumnya pisang di Sumedang belum dibudidayakan secara intensif, hal ini terlihat dari pertanaman yang ada . pisang masih merupakan sampingan
Di batas jalan Desa Jatimekar Kec Situraja antara Cijati hilir dengan kamp Bakan asem Desa Ranjeng Kec. Cisitu
Analisis Masalah Kalau dilihat dari kondisi tanaman pisang umumnya di Wilayah Kabupaten Sumedang yang dibudidayakan oleh petani dapat disimpulkan 1. Pisang termasuk tanaman budidaya yang marginal ( terpinggirkan) hal ini dapat dilihat banyak ditanami dipingir jalan atau pinggir gawir persis seperti tanaman liar. 2. Belum dilakukan pengolahan tanah sebelum penanaman 3. Belum ada peremajaan sehingga tanaman perumpun berhimpitan hingga puluhan pohon padahal satu rumpun sebaiknya tidak boleh lebih dari 3 pohon 4. Belum ada pemilihan varietas yang mempunyai ekonomis tinggi 5. Belum ada pengaturan jarak tanam 6. Belum ada pengendalian OPT pisang terutama penyakit penting seperti fusarium sp dan penyakit Ralstonia sp 7. Belum sesuai Standar Oprasional Prosedur (SOP ) pisang di Sumedang, atau jangan jangan belum ada SOP pisang Tujuan Tujuan dari penulisan ini adalah menyadarkan kita bahwa pisang bisa dijadikan tanaman unggulan alternative setelah sawo. Bahwa pisang dengan umur yang hanya setahun dapat memanen buahnya. Bahwa pisang hanya 1X tanam dalam kurun waktu 5 tahun. Bahwa pisang dapat diawetkan dengan berbagai pengolahan, bahwa pisang banyak mengandung gizi yang penting buat kesehatan masyarakat. Bahwa pisang merupakan investasi yang menggiurkan. Bahwa pisang merupakan komoditi yang dapat meningkatkan tarap hidup petani. Bagaimana agar komoditi pisang merupakan Komoditi yang dapat mengangkat tarap hidup petani? · Sosialisasi terhadap para petani bahwa pisang bisa dijadikan komoditi yang menguntungkan. · Membuat kebun contoh tiap wilayah kerja penyuluhan yang dapat dijadikan standar para petani di lapangan · Mengadakan sekolah lapangan SOP pisang · Mengundang investor untuk pengadaan modal kerja dan biaya produksi serta penyaluran hasil produksi pisang · Temu usaha dengan pengusaha industry pengolahan pisang baik dari lakol maupun dari luar Kabupaten Sumedang TEHNIK BUDIDAYA TANAMAN PISANG Pembibitan Perbanyakan dengan cara vagetatif berupa tunas ( anakan). Tinggi anakan untuk bibit 1 – 1,5 m, lebar potongan umbi 15 – 20 cm. Anakan diambil dari pohon yang berbuah baik dan sehat. Bibit yang baik daunnya masih berbentuk pedang, helai daun sempit. Tehnik Penanaman Ukuran lubang adalah 50x50x50cm pada tanah berat, dan 30x30x30 cm pada tanah gembur Jarak tanam 3 x 3 m untuk tanah sedang dan 3,3x3,3m untuk tanah berat Penanaman dilakukan menjelang musim hujan ( September – Oktober) Siapkan campuran Tricoderma dan pupuk kandang, caranya 100 gr Tricoderma dicampur dengan 25-50 kg pupuk kandang kelembaban diatur masukan dalam karung dan biarkan 1-2 minggu Pisahkan tanah galian bagian atas dan bagian bawah. Tanah galian bagian atas campur dengan Tricoderma yang sudah dicampur pupuk kandang ( 0,5 – 1 kg)perlubang tanam , tambahkan dolomite 0,5-1 kg per lubang, pupuk kandang 15-20 kg/lubang tanam. Masukan bibit dengan posisi tegak, tutup terlebih dulu dengan tanah bagian atas yang sudah dicampur Tricoderma,dolomite dan pupuk kandang diikuti dengan tanah galian bagian bawah ANALISA USAHA PISANG
Keuntungan selama 5 tahun = 450.000.000 – biaya total 71.527.000 = Rp.378.473.000 Keuntungan /tahun = 378.473.000 /5 = Rp.75.694.600 Keuntungan /bulan =75694600/12 = Rp 6.307.883 Keuntungan/bulan dalam 100 tumbak= Rp.6.307.883/7 = Rp.901.126,- Perhitungan lain dalam Panen Pisang
|
Langganan:
Postingan (Atom)